Love Valentine's Day Pumping Heart

Minggu, 26 April 2015

Pendidikan Akhlak

Pendidikan Akhlak


        Akhlak merupakan suatu perbuatan yang terdapat dalam diri seseorang, dan akhlak itu terdiri dari dua jenis, yaitu ada akhlak terpuji dan ada pula akhlak tercela. Akhlak terpuji adalah suatu perbuatan,sikap, atau tingkah laku yang baik, baik itu dari diri sendiri maupun untuk orang lain. Dan Akhlak tercela yaitu suatu perbuatan, sikap, atau tingkah laku yang tidak baik atau tercela.(menurut pendapat saya).

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN AKHLAK
Sebelum membahas tentang pengertian pendidikan akhlak terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian pendidikan.
a. Menurut Soegarda Poerbakawatja dalam ensiklopedi pendidikan:
Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta ketrampilannya (orang menamakan ini juga “mengalihkan” kebudayaan) kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah”[1]
b. Menurut Ahmad D. Marimba:
“Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”.[2]
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha secara sadar untuk mengarahkan dan membimbing anak dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya baik jasmani maupun rohani sehingga mencapai kedewasaan yang akan menimbulkan perilaku utama dan kepribadian yang baik.
Adapun pengertian akhlak dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan.[3] Kata akhlak walaupun diambil dari bahasa Arab (yang biasa diartikan tabiat, perangai, kebiasaan,) namun kata seperti itu tidak diketemukan dalam Al-Qur’an, yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4 sebagai konsideran pengangkatan Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul.[4] Artinya: Sesungguhnya engkau (Muhammad) berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam : 4) [5]
B. TUJUAN PENDIDIKAN AKHLAK
Tujuan utama dari pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral bukan hanya sekedar memenuhi otak murid-murid dengan ilmu pengetahuan tetapi tujuannya ialah mendidik akhlak dengan memperhatikan segi-segi kesehatan, pendidikan fisik dan mental, perasaan dan praktek serta mempersiapkan anak-anak menjadi anggota masyarakat.[6]
Adapun tujuan pendidikan akhlak secara umum yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan akhlak menurut Omar Muhammad Al Thoumy Al- Syaibani “Tujuan tertinggi agama dan akhlak ialah menciptakan kebahagiaan dua kampung (dunia dan akherat), kesempurnaan jiwa bagi individu, dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan dan keteguhan bagi masyarakat”.[7] Pada dasarnya apa yang akan dicapai dalam pendidikan akhlak tidak berbeda dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri.
b. Tujuan pendidikan akhlak menurut M. Athiyah al Abrasyi “Tujuan pendidikan budi pekerti adalah membentuk manusia yang berakhlak (baik laki-laki maupun wanita) agar mempunyai kehendak yang kuat, perbuatan-perbuatan yang baik, meresapkan fadhilah (kedalam jiwanya) dengan meresapkan cinta kepada fadhilah (kedalam jiwanya) dengan perasaan cinta kepada fadhilah dan menjauhi kekejian (dengan keyakinan bahwa perbuatan itu benar-benar keji).[8]
c. Tujuan pendidikan akhlak menurut Mahmud Yunus “Tujuan pendidikan akhlak adalah membentuk putra-putri yang berakhlak mulia, berbudi luhur, bercita-cita tinggi, berkemauan keras, beradab, sopan santun, baik tingkah lakunya, manis tutur bahasanya, jujur dalam segala perbuatannya, suci murni hatinya”.[9]
Tujuan di atas selaras dengan tujuan pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/Th. 2003, bab II, Pasal 3 dinyatakan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.[10]
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tersebut mengisyaratkan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan adalah sebagai usaha mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu pendidikan dan martabat manusia baik secara jasmaniah maupun rohaniah.

warisan budaya tiongkok

Warisan Budaya Tiongkok

TIENS telah berkomitmen pada konsumen dari berbagai usia dan latar belakang kehidupan di seluruh dunia untuk memberikan produk dan pelayanan yang baik, kredibilitas yang tinggi, menyatukan esensi alami dan teknologi tinggi, serta memenuhi kebutuhan konsumen yang sangat beragam.
Sehat dan sejahtera adalah kunci utama yang diperlukan setiap umat manusia agar mencapai hidup yang bahagia dan suka cita. TIENS datang dengan membawa rahasia pengobatan tradisional Tiongkok yang sudah terkenal 5000 tahun lamanya dan memadukannya penelitian dan temuan terbaru ilmu hayati, gizi dan kedokteran, TIENS mengembangkan berbagai seri produk yang bermutu tinggi. Memberikan kesehatan kepada umat manusia adalah misi suci yang wajib kita jalankan bersama dan ini tanggung jawab sosial bagi semua kalangan.

Manfaat Olahraga Bagi Kesehatan Mental

 Manfaat Olahraga Bagi Kesehatan Mental

        Olahraga adalah aktivitas seseorang untuk melatih tubuh entah itu jasmani atau rohani di mana orang yang memlakukan olah raga secara teratur akan mendapatkan manfaat yang berlimpah seperti tubuh menjadi bugar dan segar, tubuh menjadi seimbang antara berat badan dan tinggi badan, badan menjadi atletis dimana kita akan menunjang juga dengan rasa percaya diri di dalam hati menjadi berlipat dikarenakan badan atau body menjadi atletis dan seimbang.
Akan tetapi faktanya pada kehidupan sekarang adalah masyarakat enggan olahraga dikarenakan masyarakat sibuk dengan pekerjaanya masing-masing dan tidak sempat olah raga, ini adalah cara hidup yang tidak sehat di mana keseimbangan aktivitas dengan pola makan dan tidak adanya olahraga akan mengakibatkan tidak adanya keseimmbangan di dalam tubuh, contoh tubuh tidak seimbang adalah aktivitas hidup antara pekerjaaan dengan pola makan sperti otaka dan tenaga sering kali terkuras di pekerjaan orang/perorangan di suatu masyarakat, ini mengakibatkan daya tahan tubuh akan menurun dan pola makan yang tidak teratur ataupun makanan yang tidak sehat itu juga akan mengakibtakan munculnya penyait-penyakit di dalam tubuh dan kita sendiri yang akan merasakanya, itu semua akan bisa terhindar jika kita mengatur konsep hidup sehat dimana kita bekerja dengan waktu yang cukup, makan dengan teratur dan mengkonsumsi makanan yang berserat bagus, dan tidak ketinggalan olahraga secukupnya setidaknya menyisihkan waktu 30 sampai 45 menit untuk olahraga, itu adalah waktu yang cukup untuk olah raga secara teratuer, apabila olahraga sampai 2 jam itu juga tidak bagus untuk tubuh kita dimana olahraga yang terlalu lama akakn mengakibatkan tubuh kita terlalu lelah dan akan mengakibatkan tubuh menjadi drop.
Manfaat olahraga untuk kesehatan tubuh kita memang sudah lama terbukti, latihan olahraga penting tidak hanya penting untuk memelihara kebugaran fisik tetapi juga kesehatan mental.
Sekarang daftar efek positif dari olahraga akan bertambah panjang lagi dengan adanya temuan bukti baru dari Daniel M. Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan olahraga dari Univeritas Arizona. Cukup dengan menggerakkan tubuh selama 10 menit setiap hari kesehatan mental kita akan meningkat cepat. Selain itu daya pikir akan bertambah jernih dan yang menggembirakan dapat mengurangi ketegangan alias stress serta membuat perasaan menjadi riang selalu. Menurut Landers ada lima manfaat olahraga yang dapat menyehatkan mental kita.
Adapun manfaat olah raga untuk kesehatan mental antara lain :
1.Olahraga mengurangi stress
Setiap manusia normal pernah mengalami stres atau ketegangan, Apakah stres tersebut disebabkan karena masalah ekonomi seperti inflasi atau devaluasi, masalah pergaulan atau retaknya hubungan suami istri, urusan kantor yang tidak pernahselesai, ujian akhir yang akan dihadapi, keputusan salah yang telah diambil atau mungkin keragu-raguan untuk mengambil keputusan. Semua manusia pernah mengalami stress, dan Anda harus tahu bagaimana mengatasinya! Banyak oarang menderita penyakit, putus asa, bahkan mati mendadak disebabkan stres! Bagaimana caranya Anda dapat mengindari stres? Ternyata olaraga dapat menolong Anda untuk mengatasi stres. Bagaimana? Untuk itu kita perlu melihat bagaimana kerja otot yang kita miliki. Berolahraga dapat membantu kita mengurangi kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan.
Alasannya, kalau jantung kita bekerja pada saat berolahraga, maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi. Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik yang rutin juga dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular, sehingga nantinya kita dapat bersikap tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi suatu masalah. Aktifitas yang terbukti efektif dalam melawan ketegangan otak adalah aerobik macam berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.
2.Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otak
Sudah bukan rahasia lagi kalau kegiatan fisik yang rutin dilakukan bisa meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental kita. Hal ini dikarenakan tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam peredaran darah juga meningkat yang ujungnya mempercepat pemasukkan darah ke otak. Para ahli sepakat kalau otak cukup mendapat asupan darah maka reaksi fisik dan mental seseorang akan meningkat.
3.Olahraga dapat melawan penuaan
Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa dengan hanya berolahraga ringan seperti berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah penurunan daya kerja otak pada wanita lanjut usia. Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini dilakukan maka ketajaman pikiran juga akan semakin membaik. Hasil terbaik akan didapat dengan menggerakkan tubuh setiap minggu selama sembilan minggu. Kegiatannya tidak perlu terlalu tinggi intensitasnya, cukup dengan berkeliling saja, yang penting daya pacu jantung kita dapat meningkat, lanjut Landers. Tapi manfaatnya daya ingat kita akan selalu tajam.
4.Penyalur syaraf otak
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga, ada penambahan gelombang alfa di otak. Gelombang otak alfa sudah lama diketahui yang berhubungan dengan rileks dan keadaan santai seperti pada waktu bermeditasi. Gelombang alfa ini terlihat pada seorang yang jogging untuk 20 sampai 30 menit, dan tetap dapat diukur setelah olahraga tersebut berakhir. Para peneliti mengemukakan bahwa bertambahnya kekuatan gelombang alfa memberikan kontribusi kepada keuntungan kejiwaan dari olahraga, termasuk berkurangnya kecemasan dan depresi.
5.Olahraga meningkatkan rasa bahagia
Banyak orang yang terkena depresi atau sakit hatinya memakai obat penenang sebagai jalan keluar. Sekarang jalan menuju kebahagian secara alami dapat diraih dengan menggerakkan tubuh secara rutin, olahraga terbukti manjur dalam meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin, serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu penyakit hati. Sebuah survey di Inggris melaporkan 83% penderita depresi bergantung pada aktifitas olahraga dalam memperbaiki perasaan hati dan mengurangi kecemasan
Berolahraga selama 16 minggu secara rutin pada orang yang memiliki kadar depresi yang sedang mendapatkan efek bahagia, penelitian di Universitas Duke membuktikan bahwa 60% penderita depresi yang menjalani olahraga 30 menit tiga kali seminggu selama enam bulan dapat melawan penderitaan tanpa harus menggunakan obat dokter. Namun bagi penderita depresi yang berat tentu tidak bisa begitu saja lepas dari obat-obatan. Hanya saja banyak dokter sekarang yang memasukkan kegiatan olahraga dalam resep pengobatan mereka disamping obat penenang medis.

Negara Kesejahteraan, Pilar Utama Pendidikan dan Ekonomi

1Share

  Negara Kesejahteraan, Pilar Utama Pendidikan dan Ekonomi

Negara kesejahteraan (welfare state) menurut Hadi Wahono (2013) adalah negara yang menganut sistem ketatanegaraan yang menitik beratkan pada mementingkan kesejahteraan warganegaranya. Tujuan dari negara kesejahteraan bukan untuk menghilangkan perbedaan dalam ekonomi masyarakat, tetapi memperkecil kesenjangan ekonomi dan semaksimal mungkin menghilangkan kemiskinan dalam masyarakat.
Kalau kita membaca alinea keempat dari Pembukaan UUD 1945, maka dengan tegas kita dapat katakan bahwa para pendiri (founding fathers) negara republik Indonesia ingin mendirikan negara kesejahteraan.
Adapun ciri-cirinya, saya kutip secara lengkap kalimat demi kalimat dalam Pembukaan UUD 1945. Pertama, pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Kedua, dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
Ketiga, mencerdaskan kehidupan bangsa.
Keempat, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kalimat pertama, kedua dan ketiga merupakan kewajiban yang bersifat internal bagi pemerintah republik Indonesia untuk membangun kesejahteraan bagi seluruh warga negara Indonesia.
Pemerintah wajib melindungi segenap bangsa Indonesia, juga wajib memajukan kesejahteraan umum dan wajib mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan butir-butir yang menggambarkan tentang cita-cita para pendiri negara Indonesia. Ia merupakan dokumen otentik yang menunjukkan bahwa negara Republik Indonesia yang diinginkan adalah negara kesejahteaan.
Adapun ciri keempat adalah kewajiban pemerintah yang bersifat eksternal, yang wajib dilaksanakan dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa di dunia, yaitu mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Belum Terwujud
Negara kesejahteraan yang diamanatkan para pendiri negara kita, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang dikemukakan diatas, harus diakui belum terwujud bagi seluruh rakyat Indonesia. Baru kelompok kecil dari bangsa Indonesia yang sudah menikmati “kesejahteraan dan kemakmuran”.
Pertanyaan mengapa belum terwujud bagi seluruh rakyat Indonesia? Setidaknya terdapat 5 (lima) alasan yang mendasari belum terwujudnya negara kesejahteraan Indonesia.
Pertama, masih berlanjut penjajahan dalam bidang ekonomi. Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang luar biasa, tetapi yang menguasai bukan bangsa Indonesia, sehingga belum mampu berdikari dalam bidang ekonomi sesuai Tri Sakti Bung Karno. Pertanyaan mengapa? 1) Banyak komprador yang menjadi kaki tangan kaum imperialis dan kolonialis ekonomi di Indonesia. 2) Indonesia telah terjerat dalam hegemoni kekuatan asing melalui debt trap (jebakan utang) luar negeri yang luar biasa besar, sehingga menjadi bangsa terjajah dalam bidang ekonomi.
Kedua, tidak ada kesamaan visi dan misi serta persatuan para pemimpin Indonesia untuk membangun “Indonesia Raya”, yang bisa membawa Indonesia menjadi negara kesejahteraan, sebagaimana dikemukakan Ibu Megawati Soekarnoputri ketika tampil di Metro TV dalam acara mata Najwa beberapa waktu lalu.
Ketiga, pemimpin Indonesia setelah Bung Karno, selalu dikendalikan kekuatan asing, sehingga arah pembangunan lebih banyak menguntungkan kepentingan asing ketimbang bangsa Indonesia.
Keempat, pembangunan tidak fokus untuk mewujudkan “negara kesejahteraan”, yang sejatinya merupakan tujuan Indonesia merdeka yaitu “memajukan kesejahteraan umum” dan “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Kelima, rakyat Indonesia sebagai obyek dan subyek pembangunan, mayoritas belum berdaya dalam bidang ilmu pengetahuan dan ekonomi.
Pemerintah Melakukan Apa?

Kata-kata “melindungi”, “memajukan”, dan “mencerdaskan” adalah bersifat aktif. Artinya, pemerintah harus aktif melakukan perlindungan, memajukan dan mencerdaskan seluruh warga negara Indonesia tanpa kecuali.
Menurut saya, setidaknya dua pilar utama yang harus diberi fokus pemerintah Indonesia untuk mewujudkan negara kesejahteraan.
1. Bidang Pendidikan
Suka tidak suka dan mau tidak mau, pemerintah harus mengutamakan pencerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan pemerintah?
Menurut saya, pemerintah harus fokus melakukan 5 (lima) hal.
1.1. Menyediakan guru yang mumpuni. Karena itu, para calon guru harus diseleksi secara ketat termasuk melakukan tes psikologi supaya yang diterima menjadi guru adalah yang terbaik, yaitu mereka yang memilih jalan hidup sebagai guru, bukan karena terpaksa tidak ada pekerjaan lain sehingga menjadi guru.
1.2. Mereka yang sudah menjadi guru secara berkala diberi pelatihan untuk menambah ilmu pengetahuan dan teknis mengajar yang baik.
1.3. Menyediakan sarana dan prasarana kependidikan seperti gedung sekolah yang memadai dan cukup serta segala prasarana yang diperlukan.
1.4. Menyediakan kurikulum yang up to date untuk merespon keperluan masyarakat sebagai user (pemakai) hasil produk dunia pendidikan.
1.5. Menyediakan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk membangun kader-kader bangsa di masa depan.
1.6. Mewujudkan partisipasi masyarakat untuk membangun pendidikan yang berkualitas dan diperlukan masyarakat, bangsa dan negara.
Selain faktor pendidikan yang harus diberi fokus perhatian pemerintah dalam pembangunan, ialah pembangunan ekonomi masyarakat.
2. Bidang Ekonomi
Untuk mewujudkan negara kesejahteraan, maka ekonomi masyarakat mutlak diberdayakan dan dimajukan.
Instrumen yang bisa didayagunakan pemerintah untuk memberdayakan dan memajukan ekonomi masyarakat ialah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan pemerintah?
1) Memberi order pengadaan barang, jasa dan pekerjaan pisik kepada usaha kecil menengah dan koperasi.
2) Menyediakan modal kerja dan modal investasi kepada usaha kecil menengah dan koperasi dengan suku bunga rendah.
3) Melakukan pelatihan manajemen usaha dan pemasaran secara berkala.
4) Memberi izin usaha yang murah dan cepat kepada usaha kecil menengah dan koperasi.
5) Memberi tempat berusaha yang strategis kepada usaha kecil menengah dan koperasi yang banyak dikunjungi masyarakat (pembeli).
6) Melakukan promosi hasil industri usaha kecil menengah dan koperasi.
7) Melakukan perlindungan kepada usaha kecil menengah dan koperasi dengan memberi “special treatment” (perlakuan istimewa).
8) Memperbanyak pusat pelatihan kepakaran secara gratis atau terjangkau biayanya, sehingga mereka yang kurang pendidikan formal bisa dengan mudah memperoleh kepakaran kerja dan bisnis.
9) Melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala tentang perkembangan dan kemajuan usaha kecil menengah dan koperasi.
Rakyat Melakukan Apa?
Rakyat sebagai obyek dan subyek dalam pembangunan, suka tidak suka dan mau tidak mau harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Mengutamakan pendidikan bagi keluarga. Tidak boleh dijadikan alasan karena kesulitan ekonomi, keluarga tidak memperoleh pendidikan yang tinggi dan berkualitas.
2) Mereka yang berpendidikan, harus berbagi profesi, ada yang menjadi pegawai aparatur negara (PNS), pegawai swasta dan usahawan (pengusaha). Tidak boleh semua menjadi pegawai.
3) Kelompok-kelompok di dalam masyarakat seperti pengajian, remaja masjid, organisasi keagamaan, organisasi profesi, Rukun Warga, Rukun Tetangga dan lain sebagainya, sudah saatnya membentuk badan usaha seperti koperasi, perusahaan terbatas, dan lain-lain.
4) Merebut peluang usaha, misalnya di DKI Jakarta pada tahun 2015, total APBD DKI Jakarta sebesar Rp 76 triliun. Ini potensi yang amat besar. Jika diperjuangkan bersama, maka mereka yang berkiprah di dunia bisa maju di bidang ekonomi.
5) Memperbanyak lobby dan silaturrahim di pemerintahan dan di parlemen, dalam upaya merebut peluang bisnis dari APBN dan APBD.
6) Mereka yang kurang pendidikan, wajib memiliki ketrampilan kerja dan bisnis, supaya berpeluang maju dan sejahtera.
7) Membuka usaha di luar sektor pemerintahan, yang semakin lama semakin terbuka lebar, seperti di bidang kuliner, travel, dan lain sebagainya.
Demikian pokok-pokok pikiran ini, semoga yang kurang dapat ditambahkan, dan kiranya bisa menjadi bahan dialog.
Jakarta, 7 Desember 2014

Pendidikan dan Kesehatan Dalam Pembangunan Ekonomi

 Pendidikan dan Kesehatan Dalam Pembangunan Ekonomi

 Pendididikan dan kesehatan merupakan tujuan dari pembangunan yang mendasar. Kesehatan merupakan kesejaheraan, sedangkan pendidikan merupakan hal yang pokok untuk menggapai kehiduapan yang memuaskan dan berharga, keduanya merupakan hal yang penting unuk membentuk kapabilias manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.
Sangat dramatisnya kondisi kesehatan dan pendidikan dunia selama separuh abad terakhir ini. Pada tahun 1950 dari 1000 anak 280 meninggal dari semua Negara berkembang sebelum mencapai usia 5 tahun. Pada tahun 2000, angka tersebut menurun mencapai 126 dari 1000 dinegara-negara miskin, dan 39 per 1000 dinegara-negara berpendapatan menengah. Sejumlah penyakit yang mematikan sudah ditemukan obatnya. Cacar yang biasanya yang dapat menewaskan 5 juta orang setiap tahunnya sudah dapat dikendalikan dengan penggunaan vaksin. Disamping itu, sejak beberapa dekade terakhir ini, kemampuan baca tulis dan pendidikan dasar telah dinikmati secara meluas oleh sebagian masyarakat dinegara-negara berkembang.
Meskipun telah mencapai kemajuan, tetapi Negara-Negara Dunia Ketiga masih terus mengalami berbagai tantangan seiring dengan upaya meningkatkan kesehatan dan pendidikan masyarakatnya. Distribusi kesehatan dan pendidikan disuatu negara-negara berkembang, usia harapan hidup bagi orang-orang mampu cukup tinggi, sedangkan bagi masyarakat miskin jauh lebih rendah. Tingkat kematian anak-anak di negara berkembang masih lebih dari sepuluh kali lipat lebih tinggi daipada yang ditemukan dinegara-negara kaya. Kematian ini pada umumnya disebabkan oleh berbagai kondisi yang sebenarnya bisa diatasi, termasuk jutaan anak-anak yang tidak perlu meninggal tiap tahunnya karena dehidrasi karena diare.
Mengapa sektor pendidikan ini menjadi sangat penting dan menjadi sektor unggulan dalam pembangunan nasional suatu negara, termasuk bagi suatu daerah otonom.
Pertama, hasil (outcome) pendidikan memiliki dampak yang besar terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu daerah atau negara. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam berbagai bidang kehidupan, baik ideologi, politik, sosial, ekonomi, dan budaya, amat tergantung dari hasil pendidikan yang berkualitas. Kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan, sebagai contoh, merupakan hasil kerja pendidikan. Dengan demikian, kegiatan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan tidak perlu banyak dilakukan oleh kementerian kesehatan jika proses pendidikan telah berhasil membentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang kesehatan. Dampak langsung maupun tidak langsung juga berlaku terhadap sektor-sektor pembangunan yang lainnya, termasuk sektor yang selama ini dinilai paling penting, yakni sektor ekonomi.
Pembangunan sektor pendidikan akan meningkatkan produktivitas dan daya saing suatu bangsa. Peningkatan produktivitas mempunyai kaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah. Tingkat rata-rata pendidikan masyarakat mempunyai korelasi yang berbading lurus dengan tingkat ekonomi masyarakat. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, akan makin tinggi pula peran serta masyarakat, termasuk wanitanya. Dengan demikian, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula produktivitas masyarakat. Dengan kata lain, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula income perkapita masyarakat. Dengan demikian, sekali lagi pembangunan sektor pendidikan akan mengangkat secara langsung ataupun tidak langsung sektor ekonomi. Jika sektor ekonomi saja banyak didukung oleh sektor pendidikan, apakah lagi dengan sektor-sektor lainnya.
            Kedua, hasil pembangunan sektor pendidikan yang diharapkan adalah dari perubahan sikap mental masyarakat, katakanlah misalnya dalam bidang kesehatan. Pendidikan yang baik pada hakikatnya akan mengubah sikap mental atau kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan, misalnya termasuk tentang bahaya narkoba dan bahkan bahaya HIV dan AIDS. Sebagai contoh, di Zambia, remaja usia 15 sampai 19 tahun yang telah menerima pendidikan menengah, memiliki kemungkinan kecil terjangkit virus AIDS daripada mereka yang kurang berpendidikan (UNESCO). Contoh lain, tingkat pendidikan yang tinggi dalam masyarakat akan berpengaruh secara signifikan terhadap upaya pengendalian laju pertambahan penduduk. Peningkatan rata-rata pendidikan masyarakat akan meningkatkan rata-rata usia kawin, dan dengan demikian akan menekan angka kelahiran, dan pada gilirannya akan menekan angka pertambahan penduduk di suatu negara. Dengan demikian, pembangunan sektor pendidikan akan berpengaruh sangat positif terhadap sektor-sektor lain.
Peningkatan kesehatan dan pendidikan merupakan nilai investasi bagi keluarga untuk keluar dari jebakan lingkaran setan kemiskinan. Kesehatan dan pendidikan berkaitan sangat erat dalam pembangunan ekonomi. Kesehatan dan pendidikan adalah investasi yang dibuat dalam individu yang sama. Modal kesehatan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam pendidikan karena kesehatan adalah faktor penting atas kehadiran disekolah, anak-anak yang sehat lebih berprestasi disekolah/ dapat belajar secara lebih efisien, kematian yang tragis pada anak-anak usia sekolah juga meningkatkan pengembalian atas investasi dalam pendidikan, dan individu yang sehat lebih mampu menggunakan pendidikan secara produktif disetiap waktu dalam kehidupannya. Modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam kesehatan karena banyak program kesehatan bergantung pada berbagai keterampilan yang dipelajari sekolah, sekolah mengajarkan pokok-pokok kesehatan pribadi dan sanitasi, dan dibutuhkan pendidikan untuk membentuk dan melatih petugas pelayanan kesehatan. Dengan perbaikan efisiensi produktif dari investasi dalam pendidikan dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam kesehatan yang meningkatkan harapan hidup.
Tingkat kesehatan dan pendidikan telah meningkat, baik di Negara maju maupun dinegara berkembang, namun ukuran kemajuan yang lebih cepat terjadi di Negara-negara berkembang. Akibatnya, terdapat sejumlah konvergensi internasional dalam berbagai ukuran ini. Hal ini sangat berlawanan dengan pendapatan perkapita, yang kurang atau tidak menampakkan tanda-tanda konvergensi antar Negara. Meskipun jurang kesehatan dan pendidikan antara Negara-negara berkembang dengan Negara maju masih tetap lebar, dan perbaikan dimasa depan tidaklah gampang, namun kemajuan yang terjadi hingga saat ini tidak dapat dipungkiri.
Tingkat Proporsi bersekolah mencerminkan perubahan investasi yang cepat dibidang pendidikan, ketimbang menunggu pendidikan anak-anak pada saat ini dibandingkan dengan tingkat pendidikan seluruh masyarakat ketika mereka menjadi dewasa. Namun demikian, ada juga keuntungan untuk mengukur kemajuan dengan ”stok pendidikan”, atau tingkat pendidikan rata-rata dalam masyarakat secara keseluruhan, karena seseorang dapat masuk kesekolah dasar namun tidak dapat menyelesaikannya.
Di negara-negara miskin tingkat kematian anak, masih saja meninggal dengan tingkat 10 kali lipat lebih tinggi dari pada negar maju. Disamping itu, pola-pola yang lebih diterapkan dimasa lalu tidak dapt sepenuhnya digunakan untuk meramalkan tren masa depan. Sebagai contoh, juga mungkin terjadi bahwa tingkat konvergensi itu sendiri berjalan dengan lambat. Baru-baru, sejumlah kemajuan kesehatan di Negara-negara miskin sudah dilakukan dengan susah payah ternyata mengalami serangan penyakit lain, terutama dari AIDS, juga tuberculosis (TBC), wabah malaria yang muncul kembali,dan bakteri-bakteri baru yang lebih resisten.
Pada bagian sebelumnya tingkat kesehatan dan pendidikan jauh lebih baik dinegara berpendapatan tinggi, Mengapa terjadi sebab-akibat seperti demikian?. Dengan pendapatan yang tinggi, masyarakat dan pemerintah mampu mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk pendidikan dan kesehatan, dengan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik produktivitas dan pendapatan yang lebih tinggi akan lebih mudah dicapai. Karena adanya hubungan ini, maka kebijakan pembangunan harus difokuskan pada upaya untuk meningkatkan pendapatan, kesehatan, dan pendidikan secara bersama-sama.
Sebagai barang normal orang akan “membeli” lebih banyak modal manusia (human capital) jika pendapatannya naik.Namun bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa meskipun kita mampu menaikkan pendapatan tanpa harus memperbaiki kesehatan dan pendidikan secara signifikan,kita tidak dapat memastikan bahwa peningkatan pendapatan tersebut akan diinvestasikan kedalam pendidikan dan kesehatan anak secara memadai.Pasar tidak akan memecahkan persoalan tersebut secara otomatis,dan dan dalam berbagai kasus telah di temukan bahwa pilihan konsumsi rumah tangga itu sendiri tidak menunjukkan keterkaitan yang kuat antara peneluaran dan pendapatan untuk peningkatan gizi,terutama untuk anak-anak.
Terdapat sebuah literature ekonomi mengenai elastisitas pendapatan dari permintaan akan kalori,yaitu perkiraan perubahan persentase konsumsi kalori dibandingkan dengan perubahan persentase pendapatan keluarga. Bukti yang ada menunjukkan bahwa semakin tingi tingkat pendidikan sang ibu semakin baik tingkat kesehatan anaknya.Biasanya,pendidikan formal di butuhkan sebagai pelengkap akses ke informasi terbaru. Paul Glewwe menemukan bahwa pengetahuan seorang ibu memberikan dampak positif terhadap kesehatan anak nya.
Kemudian, kita dapat menyimpulkan bahwa, terdapat imbasan yang penting dari investasi seseorang dalam pendidikan dan kesehatan. Orang yang berpendidikan akan memberi manfaat kepada orang-orang lingkungannya, seperti membaca untuk mereka atau menciptakan inovasi yang berguna bagi komunitasnya.Akibatnya,akan terdapat kegagalan pasar yang signifikan dalm pendidikan. Lebih jauh, orang yang sehat tidak akan menularkan penyakit, tetapi bermanfaat dalam komunitasnya dalam banyak hal,yang tidak dapat dilakukan oleh orang sakit. Karena adanya dampak imbasan seperti itu,maka pasar tidak dapat diandalkan untuk dapat memberikan level kesehatan dan pendidikan yang efesien secara social. Oleh karena itu WHO menyimpulkan dalam World Health Report tahun 2000 tentang system kesehatan bahwa “Tanggung jawab utama atas kinerja sisitem kesehatan terdapat di pundak pemerintah”. Pejabat yang bijaksana dinegara berkembang akan mengambil pelajaran dari berbagai studi yang menunjukkan keterkaitan antara kesehatan,pendidikan,dan pendapatan,serta merancang suatu strategi terpadu.
Analisis atas investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan menyatu dalam pendekatan modal manusia.Modal manusia (human capital) adalah istilah yang sering digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan dan kapasitas manusia yang lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan. Sebuah analogi terhadap investasi konfensional dalam modal fisik telah dibuat setelah investasi awal dilakukan, maka dapat dihasilkan suatu aliran penghasilan masa depan dari perbaikan pendidikan dan kesehatan. Akibatnya suatu tingkat pengembalian (rate of return) dapat diperoleh dan dibandingkan dengan pengembalian dari investasi yang lain. Hal ini dilakukan dengan cara memperkirakan nilai diskonto sekarang dari aliran pendapatan yang meningkat yang mungkin di hasilkan dari investasi-investasi ini akan kemudian membandingkannya dengan biaya lansung dan tidak lansungnya. Tentu saja, pendidikan dan kesehatan juga berkontribusi lansung terhadap kesejahteraan, namun pendekatan modal manusia berfokus pada kemampuan tidak lansung untuk meningkatkan utilitas dengan meningkatkan pendapatan. Pada bagian ini, kita secara umum akan mengambarkan beberapa poin yang berkaitan dengan investasi di bidang pendidikan, namun prinsip yang sama juga berlaku untuk investasi di bidang kesehatan.
Bagi seseorang dinegara berkembang yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ketingkat atas akan mengorbankan 4 tahun pendapatan yang tidak akan di perolehnya karena bersekolah. Hal ini adalah biaya tidak langsung. Anak tersebut dapat saja bekerja separuh waktu, namun kemungkinan itu diabaikan disini untuk menyederhanakan. Jika anak itu bekerja secara paruh waktu, maka hanya sebagian dari daerah biaya tidak lansung yang berlaku.
Disamping itu, juga terdapat biaya langsung seperti biaya sekolah, seragam sekolah dan pengeluaran lain yang tidak akan dikeluarkan jika anak tersebut tidak melanjutkan sekolah begitu lulus dari sekolah dasar. Selama sisa hidupnya, dia akan berpenghasilan yang lebih besar, dibandingkan bekerja dengan berbekal ijazah SD.

Daftar Pustaka;
Todaro P, Stephen C. Smith. Pembangunan Ekonomi diDunia Ketiga, ahli bahasa Haris Munandar dkk, Jakarta. Erlangga. 2003

Minggu, 12 April 2015

Pendidikan dan Kesejahteran

            Dua Kunci penting dalam kehidupan, yaitu Pendidikan dan kesejahteraan.


          Pendidikan dan kesejahteraan itu sangat berhubungan, karena semua manusia iu butuh yang namanya pendidikan, dengan pendidikan kita bisa mempunyai ilmu,wawasan yang luas, dan dengan ilmu, kita kita bisa mempunyai banyak hal yang kita dapatkan, contohnya saja seperti pengetahuan yang luas, mempunyai kreasi, kreatifitas, dan dengan ilmu juga kita tidak mudah di tipu atau dibodohi dengan orang. Ilmu atau pengetahuan yang luas itu di dapatkan dari pendidikan yang tinggi dan baik, dengan pendidikan yang tinggi, kita bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan umumnya orang-orang katakan, bahwasanya dengan pendidikan yang tinggi kita akan mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan hidup.
           Akan tetapi tidak semua orang atau masyarakat dibumi ini yang mempunyai pendidikan yang baik dan tinggi, dikarenakan kehidupan ekonomi masyarakat yang kurang mampu.
 Tidak semua orang di muka bumi ini semuanya kaya sehingga bisa membiayai anak-anaknya sekolah dan melanjutkan kejenjang pendidikan yang tinggi, Dimuka bumi ini Allah menciptakan manusia dengan berbagai banyak hal, contohnya saja dari segi perekonomian, ada yang kaya dan ada juga yang miskin. Dan apabila Tuhan bisa menyuruh memilih orang tua, pasti semua orang akan memilih untuk dilahirkan dari orang-orang yang sukses,hehe...
            Kita hidup dimuka bumi ini dan kita diciptakan sebagai khalifah yang baik, dan kita juga harus memperbaiki diri sebaik mungkin. Dengan demikian kita diperintahkan untuk mecari ilmu stinggi-tinggi mungkin, karena dengan ilmu itu kita dapat menggenggam dunia, oleh karena itu kita berusahalah bekerja dan mempunyai pendidikan yang layak dan tinggi agar kita bisa mencapai kesejahteraan yang kita inginkan. Akan tetapi tidak semua orang memperoleh semua itu dengan mudah, mungkin bagi yang orangtuanya kaya enak, bisa membiayai anaknya sekolah sampai setinggi-tingginya, akan tetapi orang tua yang kehidupannya pas-pasan akan sulit membiayai anaknya untuk sekolah kejenjang yang lebih tinggi, Jangankan kuliah, untuk makan dan kehidupan sehari-hari aja udah susah. Maka dari itu, seharusnya ada kesadaran dari diri sendiri,kita sebagai seorang anak jangan hanya bisa merepotkan orang tua, tapi kita seharusnya bisa kreatif dan sadar untuk bisa membantu orang tua kita bekerja kecil-kecilan sehingga bisa menghasilkan uang, kemudian kita kumpulkan kita tabung, toh sedikit demi sedikit uang itu akan terkumpul dan kita juga bisa sekolah dengan biaya sendiri. Apalagi kalau kita pintar, pasti kita bisa ko sekolah atau kuliah tanpa harus mengeluarkan biaya, karena sudah ada beasiswa, bagi yang mau mengurusnya, dan ada juga bidik misi itu untuk khusus orang-orang yang kurang mampu. Tergantung kitanya saja yang mau mengatur semua itu, dimana ada kemauan pasti ada jalan, :)
            Menurut buku yang saya baca, yaitu buku The Cashflow Quadrant, karangan
Bapak. Robert T. Kiyosaki, bahkan bill gets dan orang-orang terkaya di dunia saja belajar dari buku ini. Dijelaskan bahwasanya untuk mencapai kesejahteraan atau finansial yang baik adalah, ada dua paradigma yang di jelaskan yaitu Paradigma umum dan Paradima sukses. Kalau di suruh memilih, pasti semuanya memilih paradigma suskes dong,, hehe, karena semua orang pasti butuh yang namanya sukses, tapi tidak semua orang yang mempunyai paradigma sukses, dan kebanyakan orang itu rata-rata berada di paradigma umum, mengapa disebut umum,karena berpandangan umum. Contohnya saja Dokter, guru, polisi, karyawan,dll.Paradigma umum secara garis besar yaitu dimana orang itu bekerja untuk mecari penghasilan dan di saat ia sakit.atau pensiun/ bangkrut ia tidak bisa bekerja dan tidak bisa mendapatkan penghasilan. Sedangkan paradigma Sukses adalah dimana orang itu bekerja kemudian membuat aset, setelah aset itu jadi, maka kita dapat penghasilan,pasif inkam. Disaat kita tidak bekerja kita sudah dapat pengahsilan, contohnya saja perusahaan bersistem konglomerasi, walaraba, dan Jaringan atau yang biasa di sebut dengan Multi level Marketing.Contoh kecil yang sering kita tahu yaitu, pemilik kos-kosan tanpa harus bekerja siang malam, pemilik kosan bisa mendapatkan penghasilan dari anak-anak kos yang tiap bulan atau tiap tahunnya membayar, ibarat ATM berjalan, hehee....