love of education, health, and welfare
Senin, 06 Juli 2015
Minggu, 05 Juli 2015
Selasa, 23 Juni 2015
mawar merah yang sombong
Mawar Merah Yang Sombong
Pada suatu musim semi yang indah, sekuntum bunga mawar mengembang
di sebuah hutan.
Berbagai macam pepohonan
dan tananaman tumbuh disana. Ketika bunga mawar melihat
kesekelilingnya, sebuah pohon
cemara di dekatnya berkata, "Betapa indahnya bunga itu. Seandainya aku seindah itu."Pohon
yang lain berkata, "Wahai cemara, jangan bersedih, kami tidak dapat memiliki segalanya".
Bunga mawar memalingkan kepalanya dan berkata, "Tampaknya akulah tanaman yang paling indah di hutan ini.".Sekuntum bunga matahari kuning mengangkat kepalanya dan bertanya, "Kenapa kamu berkata seperti itu? Di hutan ini banyak tananaman yang indah. Kamu hanya lah salah satu diantara tanaman itu".
Bunga mawar berkata, "Aku melihat setiap orang memandangku dan mengagumiku", kemudian bunga mawar menatap kaktus dan berkata, "Lihatlah tanaman yang buruk itu yang penuh dengan duri"
Pohon cemara berkata, "Mawar merah, bicara apa kamu? siapakah yang dapat menjelaskan apakah keindahan itu, kamu juga berduri"
Bunga mawar merah yang sombong itu menjadi marah kepada pohon cemara dan berkata, "Saya kira kamu memiliki cirta ras yang baik, ternyata kamu sama sekali tidak tahu arti keindahan. Kamu tidak bisa membandingkan duri yang ada pada diriku dengan duri pada kaktus itu". Alangkah sombongnya bunga mawar ini" kata pohon cemara dalam hati.
bunga mawar berusaha untuk menjauh dari kaktus, tetapi tidak bisa. Dengan berlalunya waktu, mawar merah menatap pada kaktus dan mengejeknya, "Kamu adalah tanaman yang tidak berguna, aku tidak senang menjadi tetanggamu"
Namun pohon kaktus tidak merasa resah dengan ucapan mawar tersebut, bahkan ia berusaha menasihati bunga mawar, katanya" Tuhan tidak pernah menciptakan apapun dalam hidup ini tanpa tujuan".
Musim semipun berlalu, dan udara menjadi sangat panas. Hidup menjadi sulit di hutan itu, karena tumbuh – tumbuhan dan binatang memerlukan air, sedangkan hujan tidak turun, mawar merah menjadi layu. Suatu hari, mawar merah melihat seekor burung pipit menempelkan paruhnya di pohon kaktus, kemudian burung itu terbang dalam keadaan segar.
Hal ini menjadikan tanda tanya mawar merah, sehingga ia bertanya kepada pohon cemara,“apakah yang
dikerjakan
burung itu, wahai
pohon cemara?”
pohon cemara menjelaskan bahwa “ burung itu
memperoleh air dari pohon kaktus”.
Kemudian mawar bertanya lagi : "apakah pohon
kaktus tidak terluka ketika burung itu melubanginya ?"
pohon cemara menjawab :"Ya terluka, tetapi kaktus itu tidak ingin melihat burung – burung menderita"
pohon cemara menjawab :"Ya terluka, tetapi kaktus itu tidak ingin melihat burung – burung menderita"
Bunga mawar terbelalak keheranan dan berkata, "Kaktus mempunyai air ? "
pohon cemara berkta :"Ya, kamu juga bisa minum darinya. Burung pipit dapat membawakan air untuk muji kamu meminta pertolongan pada kaktus"
Bunga mawar merasa malu terhadap kata - kata yang pernah diucapkannya dan sikap nya terhadap tkaktus, sehingga ia merasa sungkan untuk meminta air kepada kaktus, tetapi akhirnya ia meminta pertolongan kepada kaktus.Kaktus dengan senang hati memenuhi permintaannya dan burung – burung mengisi paruhnya dengan air untuk mengairi akar pohon mawar. Dari sini bunga mawar memperoleh pelajaran dan tidak pernah lagi menilai siapa pun dari penampilan lahiriahnya.
Langganan:
Postingan (Atom)